Sabtu ini Alhamdulillah kembali melingkar dengan para ibu-ibu untuk kajian pekanan. Kalau dulu, sebelum menikah bahasannya lebih ke pergerakan, sekarang kerasa sekali dengan adanya tanggung jawab baru lebih ke pendekatan membentuk keluarga islami agar bermanfaat untuk masyarakat.
Kajian pekanan kali ini berisi sharing mengenai pengasuhan anak dalam keluarga islami. Dimulai dengan bagaimana kita sebagai orangtua dapat menemukan potensi dan bakat anak? Dan ini bisa dilihat sejak mereka usia pra sekolah, seperti kegemaran anak akan suatu hal, sepak bola atau menggambar misalnya. Terus amati perkembangan minat dan bakatnya hingga kita dapat menemukan yang pas untuk anak dan bisa mengarahkan dan mendampingi anak dalam memilih sekolah yang tepat. Ketika anak sudah lulus SD mulai libatkan mereka dalam diskusi keluarga untuk memilih sekolah lanjutan ke tingkat SMP, SMA hingga bangku kuliah. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi ini lebih spesifik lagi nantinya menggali potensi dan bakat anak kelak yang berkaitan dengan cita-cita dunia akhirat juga bermanfaat untuk lingkungan masyarakat.
Peran penting orangtua dalam menemukan potensi dan bakat anak ini jangan sampai ada paksaan kehendak orangtua, misal anak suka seni, kita arahkan dan paksa anak untuk masuk jurusan ekonomi. Tipe anak yang tidak bisa diam atau aktif bergerak, kita paksakan anak mengikuti aktivitas yang menuntut mereka untuk stay dibelakang meja semisal arsitek dan lainnya. Tugas orangtua sekali lagi, mendampingi dan mengarahkan dan diskusi bersama dalam menentukan kebijakan kedepan.
Jaman saat ini semakin berkembang, pendampingan orangtua dari anak masih dalam kandungan, seperti mengenalkan tentang Sang Pencipta hingga dewasa dan sampai dilepas untuk mengarungi rumah tangga sangat diperlukan sekali. Jangan sampai kita menjadi orangtua yang abai terutama dalam pergaulan anak kita, dan peran orangtua baik ibu maupun ayah harus selaras dan seirama kompak sesuai perkembangan anak. Misalkan, untuk anak laki-laki, sebelum usia 12 tahun harus dekat dengan Ibu karena pada fitrahnya anak laki-laki itu keras dan ibu itu sifatnya lembut lagi melembutkan. Namun, ketika mulai usia 12 tahun anak laki-laki perlu dekat dengan Ayah sebagai teman bercerita sesuai gender nya. Intinya ada keselarasan dalam mendidik anak baik ibu juga ayah. Ibu memang madrasah utama, tapi ayah merupakan kepala madrasah nya.
Didik anak sejak kecil bahkan sejak dalam kandungan untuk mengenal Sang Pencipta. Kenalkan anak pada Allah sejak dini, dalam segala aktivitas dan ciptaanNya. Misal, kita sebagai orang tua mendesak anak untuk shalat di-usia 7 tahun, ayo sholat tapi orangtua tidak membiasakan atau tidak dikenalkan dengan perintah Shalat dari Allah sejak sebelum 7 tahun. Karena sesungguhnya semua berproses dan kita lah sebagai orangtua nya yang memberikan contoh juga proses dalam mengenal Allah dan segala perintah juga laranganNya. So, aqidah memang yang pertama dan utama 😊
Ada sebuah kisah nyata masa kini tentang keluarga. Ketika orangtua tidak dekat dengan anak dan hanya sebatas permukaan saja, misal menyekolahkan anak disekolah islam terpadu dengan fasilitas lengkap dan harga bayaran tinggi namun perhatian orangtua dirumah kurang dan anak sedang dalam masa pencarian jati diri (usia SMP), hal ini berdampak pada pergaulan anak. Ketika dia izin pergi bermain dengan teman, dari rumah berangkat dengan mengenakan gamis dan khimar longgar namun dalam tas nya dia menyimpan celana legging dan baju ketat plus khimar tidak menutup dada yang dia gunakan ketika pergi bersama temannya bahkan ke tempat dugem. Bagaimana kiranya kita sebagai orangtua? Sedih, marah, kecewa (pada diri sendiri jelas). Dari dini, perlu ada dialog dari hati ke hati terutama peran serta seorang Ibu. Apa keinginan anaknya, apa keinginan ibunya? Nah, keinginan kita sebagai ibu harus jelas. Kenapa kita ingin begini dan begitu? Tentunya karena kita sebagai ibu ingin kembali bersama sekeluarga di syurga. Pahamkan bahwa menutup aurat dengan sempurna misalnya, bukan atas dasar perintah dan keinginan Ibu agar anaknya meniru cara berpakaian ibunya, namun itu semua tertulis dalam Al-Quran yang merupakan perintah Allah.
Kisah lainnya, datang dari keluarga yang sederhana, yang hingga anak-anaknya kuliah dan akan mempunyai menantu namun keluarga tersebut masih belum memiliki rumah dan kendaraan pribadi. Jadi, ketika ada arisan keluarga besar keluarga ini selalu berdalih untuk tidak berkumpul dirumah mereka, karena mereka malu nantinya rumah kontrakannya tidak cukup menampung keluarga besar nya. Ketika sang suami berdialog dengan istrinya, menyampaikan permohonan maaf karena sampai saat ini belum bisa memberikan rumah yang besar untuk keluarganya seperti para saudara-saudara Sang suami dimana kakak maupun adiknya sudah mempunyai rumah yang besar dan kendaraan pribadi yang bahkan lebih dari 1, sang istri dengan bijak menanggapi dengan rasa syukur tidak ada rasa kecewa, dan dia mengatakan “lihat kakamu, rumahnya besar sudah bertandang ke luar negri, tapi rumahnya hampa, anak-anaknya tidak bisa menghidupkan rumah itu, tapi kita dirumah ini dikaruniakan anak-anak yang sayang dan peduli terhadap kita mereka selalu ada senantiasa berbakti kepada kita”. Ya, suami istri itu memang cerminan, sama sholeh/ah nya. Dari kisah ini ada hikmah, bahwasanya harta kekayaan didunia tanpa anak sholeh/ah iri terasa hampa, karena kelak di akhirat bekal yang kekal dan tidak akan putus hingga ajal menjemput salah satunya adalah, doa anak yang sholeh/ah. Jadi anak itu memang investasi dunia dan akhirat, namun berlaku bagaimana kita menjaga amanah Allah tersebut.
Beberapa catatan tambahan dalam kajian mengenai sharing peran orangtua dalam mendidik anak untuk bekal dunia dan akhirat diantaranya:
- Hindari dan jangan berteriak, memaki didepan anak kita, karena akan merusak sel-sel syaraf otaknya
- Doakan dan beri kalimat positif juga nasihat ketika anak menjelang tidur pada fase alfa, antara sadar dan tidak sadar ini efekrif untuk lebih masuk ke pikiran alam bawah sadar anak dan mudah diaplikasikan.
Sebenarnya masih banyak lagi tips untuk mendidik anak, kapan-kapan nanti kita sambung lagi untuk sama-sama belajar 😊